Pilkada 2024 di Tanah Jawa
Pilkada Jawa |
Jawa Timur: Dominasi Petahana
Di Jawa Timur, survei Litbang Kompas menunjukkan bahwa petahana Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak memegang dominasi yang kuat dengan elektabilitas mencapai 52,5 persen, lebih dari dua kali lipat dibandingkan pesaing terdekat mereka. Kinerja selama menjabat menjadi faktor utama yang mendongkrak elektabilitas mereka, dengan rata-rata approval rating yang tinggi (70-75 persen).
Meskipun visi misi tidak menjadi pertimbangan utama bagi pemilih, kualitas pasangan calon tetap menjadi elemen penting. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat Jawa Timur lebih mengutamakan rekam jejak dan kapabilitas calon dibandingkan dengan janji-janji kampanye yang sering kali tidak terealisasi.
Jawa Barat: Visi Misi Bukan Segalanya
Berbeda dengan Jawa Timur, survei di Jawa Barat menunjukkan bahwa visi misi calon gubernur dan wakil gubernur bukanlah alasan utama bagi warga dalam menentukan pilihan. Hanya 9,7% responden yang menjadikan visi misi sebagai pertimbangan utama. Sebaliknya, faktor-faktor seperti figur atau sosok calon (20,9%), program kerja (18,5%), dan pengalaman atau rekam jejak (13,4%) lebih diperhitungkan. Ini menunjukkan bahwa pemilih di Jawa Barat lebih menilai kualitas personal dan kapabilitas calon daripada sekadar janji kampanye.
Secara keseluruhan, survei Litbang Kompas menegaskan bahwa kualitas pasangan calon merupakan pertimbangan utama pemilih dalam Pilkada Jateng 2024. Indikator kualitas calon (20%), tampilan fisik (14,9%), dan pengalaman dalam pemerintahan (12,7%). Hal ini menunjukkan bahwa pemilih Indonesia semakin kritis dan cerdas dalam menilai calon pemimpin mereka.
Petahana dan Persaingan Ketat
Petahana di Tanah Jawa menghadapi persaingan yang semakin ketat dari berbagai calon potensial dengan latar belakang beragam. Di Jawa Timur, meskipun Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak masih memimpin survei elektabilitas, mereka harus tetap waspada terhadap munculnya pesaing baru. Sementara itu, di Jawa Tengah, persaingan lebih terbuka dengan beberapa tokoh memiliki elektabilitas signifikan meskipun belum ada yang mencapai dominasi seperti di Jawa Timur.
Perubahan Preferensi Pemilih
Studi di Klaten, Jawa Tengah menunjukkan bahwa faktor psikologis seperti identifikasi partai dan karisma kandidat memiliki pengaruh lebih besar dibandingkan faktor rasional dalam menentukan pilihan pemilih. Ini mengindikasikan bahwa petahana tidak bisa hanya mengandalkan kinerja dan program kerja; mereka juga harus membangun koneksi emosional dengan pemilih.
Pilkada 2024 di Tanah Jawa menunjukkan tren menarik di mana pemilih lebih mementingkan kualitas dan kapabilitas calon daripada janji-janji kampanye atau visi misi. Petahana masih memiliki keunggulan tetapi harus terus membuktikan kinerja mereka untuk mempertahankan dukungan. Pemilih yang semakin kritis akan mendorong para calon untuk meningkatkan kualitas diri dan kinerja mereka. Tantangan ke depan adalah bagaimana para calon dapat mengkomunikasikan kualitas dan kapabilitas mereka secara efektif kepada pemilih serta bagaimana media dan masyarakat sipil dapat berperan dalam memberikan informasi objektif tentang para calon pemimpin daerah.