Tilang Elektronik, Solusi Inovatif atau Masalah Baru Indonesia?

01 May 2021

Tilang Elektronik, Solusi Inovatif atau Masalah Baru Indonesia?


 

til
Tilang Elektronik

Tilang elektronik atau Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) menjadi topik hangat di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Dengan memanfaatkan teknologi seperti kamera canggih yang dipasang di jalan raya atau bahkan di helm polisi, sistem ini dirancang untuk meningkatkan kedisiplinan pengendara dan mengurangi pelanggaran lalu lintas. Namun, di balik inovasi ini, muncul berbagai tantangan yang membuat masyarakat bertanya-tanya: apakah tilang elektronik benar-benar solusi efektif, atau justru menimbulkan masalah baru?

Poin Keunggulan Tilang Elektronik
Salah satu alasan utama diberlakukannya tilang elektronik adalah untuk mengurangi interaksi langsung antara polisi dan pengendara. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan praktik pungutan liar atau tindakan tidak profesional yang selama ini menjadi keluhan masyarakat. Dengan sistem ini, pelanggaran lalu lintas seperti melanggar lampu merah, tidak memakai helm, atau menggunakan ponsel saat berkendara dapat langsung terekam oleh kamera canggih, seperti yang dilaporkan oleh Okezone. Kamera tersebut bahkan memiliki teknologi yang mampu mengenali plat nomor kendaraan secara otomatis. Selain itu, tilang elektronik dinilai lebih praktis karena pengendara tidak perlu menghadiri sidang secara langsung. Seperti yang dijelaskan oleh media Tempo, masyarakat dapat mengecek pelanggaran dan jumlah denda melalui platform digital. Proses ini dianggap lebih efisien dan menghemat waktu, baik bagi pengendara maupun pihak kepolisian.

Keluhan Masyarakat
Namun, di balik keunggulan tersebut, tilang elektronik juga menghadapi berbagai tantangan yang perlu diatasi. Salah satu masalah utama adalah banyaknya komplain dari masyarakat terkait akurasi sistem. Menurut tulisan dari CNN Indonesia, beberapa pengendara mengaku menerima surat tilang meskipun mereka merasa tidak melakukan pelanggaran. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang keandalan teknologi yang digunakan, terutama dalam memastikan bahwa pelanggaran benar-benar dilakukan oleh pemilik kendaraan yang terdaftar. Selain itu, sistem ini juga menghadapi tantangan dalam hal sosialisasi. Banyak masyarakat yang belum sepenuhnya memahami bagaimana tilang elektronik bekerja, mulai dari proses identifikasi pelanggaran hingga cara membayar denda. Kurangnya edukasi ini seringkali membuat pengendara merasa kebingungan dan tidak puas. Aspek lain yang menjadi perhatian adalah besaran denda. Meskipun tujuannya untuk memberikan efek jera, denda yang terlalu tinggi dapat menjadi beban bagi masyarakat, terutama mereka yang berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Hal ini perlu dipertimbangkan agar sistem tilang elektronik tetap adil dan tidak memberatkan.

Langkah ke Depan
Untuk memastikan tilang elektronik dapat berjalan dengan maksimal, beberapa langkah perlu dilakukan. Pertama, peningkatan akurasi teknologi harus menjadi prioritas. Kamera dan perangkat lainnya harus mampu merekam pelanggaran dengan jelas dan memastikan bahwa data yang dikumpulkan benar-benar valid. Kedua, sosialisasi yang lebih masif dan inklusif perlu dilakukan. Masyarakat harus diberikan pemahaman yang jelas tentang bagaimana sistem ini bekerja, termasuk cara mengecek denda dan mengajukan keberatan jika terjadi kesalahan. Kampanye melalui media sosial, televisi, dan platform digital lainnya dapat menjadi cara efektif untuk menjangkau lebih banyak orang. Ketiga, pemerintah perlu mempertimbangkan kebijakan denda yang lebih proporsional. Besaran denda sebaiknya disesuaikan dengan jenis pelanggaran dan kondisi ekonomi masyarakat, sehingga tidak menimbulkan beban yang berlebihan.

Tilang elektronik adalah langkah maju yang dapat membawa perubahan positif dalam sistem lalu lintas Indonesia. Dengan memanfaatkan teknologi, sistem ini mampu meningkatkan kedisiplinan pengendara dan mengurangi potensi pungli. Namun, tantangan seperti akurasi sistem, kurangnya sosialisasi, dan besaran denda yang memberatkan harus segera diatasi agar manfaatnya dapat dirasakan secara maksimal oleh masyarakat.
 
Link Berita: cnntempookezone

0 comments :

Post a Comment