Data Bocor Sebuah Keniscayaan

13 September 2022

Data Bocor Sebuah Keniscayaan


 

vis
Data Bocor

Dunia-nyata seperti kebanjiran data (yg dengan mudah didapat dari) dunia-maya. Hal itu (big data) memungkinkan penyajian data-visual menjadi semakin menarik dan menjadi alat-persaingan dalam konten2 para netizen.

Orang semakin menyukai penggunaan "emoji" dalam memberikan respon maupun berpendapat.  Dari pernikahan "streaming" di Facebook, pamer penampilan dgn "share-photo" di Instagram, wawancara para ahli di "video" YouTube, hingga skandal "meme" yang menggabungkan visual dan teks. Jumlah, secara kuntitas dan kualitas,  penggunaannya yang semakin massive dari hari ke hari. Visualisasi Data (termasuk infografis) sbg usaha untuk menyederhanakan konsep yang kompleks dgn bahasa universal dunia.

Teknik pengambilan gambar, saat ini, dalam film/photo (spt. close-up, medium shot, long shot) dirancang untuk menyampaikan makna yang berbeda. Namun di masa depan, visualisasi data yg menggambungkan berbagai media (serta mixing antara visual dan text) akan semakin "akurat" untuk membuat kesimpulan thd suatu hal yg multi-dimensi.
Di dalam mobile-technology (yg dipakai oleh Google) peran Teknologi Satelit sudah "digantikan" oleh kamera (kecil) yg ada di Hand-Phone(HP). Identitas seseorang sudah banyak yg bisa "diwakilkan" oleh sebuah HP miliknya. Karena HP, saat ini, sudah menjadi perangkat utama dalam melakukan "Komunikasi-Visual" masyarakat modern. Sebaliknya, bila seseorang tidak memiliki HP maka akan sukar dia untuk mendapatkan Vaksin Covid-19 atau tidak bisa beli BBM di SPBU. Mungkin, yg paling ditakuti adalah dapat label sbg orang yg "tidak-updated". 

Penasihat Keamanan Senior di Sophos John Shier mengatakan bahwa 

"Kebanyakan (baca: biasanya) orang-orang yang informasi pribadinya dicuri karena mereka membuat kesalahan sederhana (yg merupakan kebiasaannya) spt seperti menggunakan kata sandi yang sama untuk beberapa login situs website". 

Kebiasaan berbagi/share password juga bisa terjadi "tanpa-disadari" oleh orang tsb. Teknologi Digital akan cepat menghukum kebiasaan2 buruk kita sekaligus bisa membocorkan informasi kita (tanpa kita ketahui). Keniscayaan akan informasi-pribadi bocor seperti juga tidak ada data yg bisa 100% dhapus di dunia digital.

Dalam sebuah kasus Nasional, Komnas HAM menyampaikan bahwa Data Digital membantu analisa kasus penyidikan dalam hal mencari titik-temu terkait peristiwa (data spasial) yaitu waktu dan lokasi kejadian. Ke depannya, kita bisa berharap teknologi digital dipakai untuk setiap "Pejabat-Publik Online 24-Jam" dan bisa di tonton secara Live (juga streaming) oleh seluruh masyarakat. 

Peristiwa data-bocor itu terjadi, menandakan, masih ada yg ditutupi.
Teknologi Digital secara sistimatis (niscaya) membuka data tsb agar umat manusia tidak mundur ke zaman batu, ini sebuah harapan.

0 comments :

Post a Comment