Jelang Krisis Ekonomi 2023
Forbes memperkirakan badai resesi (di USA akan tiba pada akhir 2023 atau awal 2024. Pasalnya The Fed menaikkan suku bunga secara agresif sepanjang 2022 untuk menurunkan lonjakan inflasi. Data tahun 1980-an : Langkah pengetatan kebijakan moneter, termasuk memperketat jumlah uang beredar secara signifikan, dianggap berhasil menurunkan inflasi. Dengan membayar ongkos yaitu resesi ekonomi.
Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan inflasi global akan mencapai 6,5% tahun depan, turun dari 8,8% pada 2022. Ongkos-nya adalah pertumbuhan ekonomi akan melambat tajam seiring dengan kenaikan suku bunga. Secara angka IMF memperkirakan ekonomi global akan tumbuh hanya 2,7% pada 2023, turun dari 3,2% pada 2022.
Seorang Ekonom pemenang Nobel, Joseph Stiglitz, meramalkan bahwa sistem perbankan internasional bangkrut. Di tahun 2018, banyak bank terkemuka dunia menghadapi masalah keuangan besar. Ini termasuk bank di negara maju dan berkembang. Dia mendasarkan kesimpulan ini pada analisis neraca konsolidasi bank. Belakangan ini sudah mulai terlihat bahwa Perusahaan lebih focus pada program Cut Cost pada biaya operasional dari pada membelanjakan uangnya untuk tetap memastikan sumber sales dan pengembangan usahanya.
Gejala utama resesi adalah rendahnya pertumbuhan ekonomi dan tingginya inflasi, diikuti dengan PHK. Banyak negara memerangi potensi resesi melalui bauran kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Namun, banyak kebijakan Bank Sentral dan kebijakan fiskal pemerintah yang tidak sejalan. Para Analis Dunia sampai pada kesimpulan bahwa, resesi atau tidak, ekonomi akan sulit di tahun 2023.
JP Morgan dalam outlook-nya menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi di negara maju, akan berdampak signifikan terhadap aktivitas masyarakat jika inflasi tak berhasil ditekan. Kendati demikian, jika inflasi berhasil ditekan, maka bank sentral akan berhenti menaikkan suku bunga, dan risiko resesi terjadi sangat kecil.
Mungkin, mirip dengan kondisi 2008, ada krisis ekonomi.
Sepantasnya kita berharap (dengan optimis) bahwa krisis tahun 2023 'hanya' sedikit lebih hebat dari krisis ekonomi tahun 2008.
sumber berita
kumparandetiknews
cnbcindonesia
0 comments :
Post a Comment