Asa Meraih Piala Thomas dan Uber 2024
Butuh durasi 26 tahun untuk menonton tim bulu tangkis putra dan putri Indonesia tampil bersama pada final kejuaraan Piala Thomas dan Uber yaitu di Chengdu Hi Tech Zone Sports Centre Gymnasium, China. Terakhir kali terjadi pada 1998 di Hong Kong, dalam kontes kejuaraan dunia beregu bulutangkis Piala Thomas dan Uber. Saat itu, Ricky Soebagdja (Manajer Tim Indonesia pada Piala Thomas Uber 2024), Hariyanto Arbi, Susy, Mia Audina, dan semua anggota tim membawa nama negara ketika di Indonesia terjadi kerusuhan Mei 1998. Tim putra juara setelah mengalahkan Malaysia 3-2, sedangkan tim putri kalah dari China 1-4.
Tim Piala Uber Indonesia terakhir kali tampil dalam laga puncak pada 2008 di Jakarta. Saat itu, Indonesia diperkuat pemain-pemain seperti Maria Kristin Yulianti, Adriyanti Firdasari, Vita Marissa, Liliyana Natsir, dan Greysia Polii di bawah Susy Susanti dan Elizabeth Latief sebagai manajer tim. Tim putra ke final Piala Thomas untuk keempat kali dalam lima edisi terakhir. Mereka juara pada 2020, tetapi kalah dari Denmark pada 2016 dan India pada 2022.
Indonesia akan menantang tim tuan rumah China dalam partai final pada Minggu pagi. Gregoria dan rekan-rekan kembali membawa status ”kuda hitam” di laga itu. Kisah ”David dan Goliath” sudah pernah tercipta pada 1994 saat Indonesia meraih juara Piala Uber kedua setelah penantian 19 tahun.Seperti diketahui, China diperkuat para pemain yang menguasai sektor tunggal dan ganda putri dunia. China juga sudah 15 kali keluar sebagai juara Piala Uber. Perbedaan level tecermin dari rekor pertemuan para pemain kedua tim. Susy masih mengingat memori indah tersebut. Menurut dia, China yang merupakan lima kali juara bertahan beruntun ketika itu lebih diunggulkan walaupun Indonesia berstatus tuan rumah.
Tim putra China telah masuk final yang ke-14 di Thomas Cup, dan tercatat sudah 10 kali juara, hanya kalah dari Indonesia yang menang 14 kali. Sementara itu, dalam laga Uber Cup 2024, tim putri China merupakan negara dengan catatan paling sukses. China sudah 15 kali menjadi juara Uber Cup, sementara Indonesia baru tiga kali.
sumber berita:
kompas, merah putih
kompas, berkah
cnbcindonesia
Tim Piala Uber Indonesia terakhir kali tampil dalam laga puncak pada 2008 di Jakarta. Saat itu, Indonesia diperkuat pemain-pemain seperti Maria Kristin Yulianti, Adriyanti Firdasari, Vita Marissa, Liliyana Natsir, dan Greysia Polii di bawah Susy Susanti dan Elizabeth Latief sebagai manajer tim. Tim putra ke final Piala Thomas untuk keempat kali dalam lima edisi terakhir. Mereka juara pada 2020, tetapi kalah dari Denmark pada 2016 dan India pada 2022.
Indonesia akan menantang tim tuan rumah China dalam partai final pada Minggu pagi. Gregoria dan rekan-rekan kembali membawa status ”kuda hitam” di laga itu. Kisah ”David dan Goliath” sudah pernah tercipta pada 1994 saat Indonesia meraih juara Piala Uber kedua setelah penantian 19 tahun.Seperti diketahui, China diperkuat para pemain yang menguasai sektor tunggal dan ganda putri dunia. China juga sudah 15 kali keluar sebagai juara Piala Uber. Perbedaan level tecermin dari rekor pertemuan para pemain kedua tim. Susy masih mengingat memori indah tersebut. Menurut dia, China yang merupakan lima kali juara bertahan beruntun ketika itu lebih diunggulkan walaupun Indonesia berstatus tuan rumah.
Tim putra China telah masuk final yang ke-14 di Thomas Cup, dan tercatat sudah 10 kali juara, hanya kalah dari Indonesia yang menang 14 kali. Sementara itu, dalam laga Uber Cup 2024, tim putri China merupakan negara dengan catatan paling sukses. China sudah 15 kali menjadi juara Uber Cup, sementara Indonesia baru tiga kali.
sumber berita:
kompas, merah putih
kompas, berkah
cnbcindonesia
0 comments :
Post a Comment