Gen Z Berani Menerima Ketidak-Pastian Dunia Kerja
Dunia Kerja Gen Z |
Setelah diwisuda Agustus 2023, seorang lulusan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta melupakan keinginan menjadi pegawai kalau hanya mendapat gaji sebesar upah minimum kota/kabupaten (UMK). Dia mendirikan studio foto di bilangan Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. Sebelum itu, Dia sudah kesana-kemari melamar pekerjaan, tetapi belum beruntung. Untuk menyenangkan ibunya yang merasa pekerjaan paling aman adalah menjadi abdi negara. Ia juga sempat menjadi sukarelawan di beberapa kegiatan. Data mikro Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) BPS yang diolah oleh Tim Jurnalisme Data Kompas menunjukkan, pertumbuhan pengusaha dari kelompok lulusan perguruan tinggi rata-rata 10,4 persen per tahun selama 2007-2022. Kelompok ini yang paling cepat pertumbuhannya di Indonesia.
Data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) BPS Agustus 2022:
Persentase lulusan perguruan tinggi yang langsung bekerja di sektor formal turun menjadi 47,2 persen (dari total lulusan) dibandingkan dengan 55,5 persen pada tahun 2017. Pada 2022, dari 7,1 juta lulusan,hanya 967.806 orang atau sekitar 13,6 persen di antaranya yang diterima bekerja di sektor formal, yang terdiri dari lulusan perguruan tinggi 525.481 (54,3 persen), SMA/sederajat 413.142 (42,7 persen), dan SD/SMP 29.183 (3 persen). Gen Z pencari kerja ini menyumbang angkatan kerja Indonesia yang memang masih didominasi oleh lulusan sekolah menengah pertama ke bawah, yakni 55,4 persen pada tahun 2022. Artinya, ada 79,6 juta orang berpendidikan paling tinggi SMP dari total angkatan kerja 143,7 juta orang.
Gen Z:
Saya paham banyak yang bilang generasi Z itu susah diatur, baperan (bawa perasaan, mudah tersinggung), dan gampang memutuskan untuk resign jika pekerjaan yang dilakukan kurang sesuai. Tapi, tidak semua generasi Z seperti itu. Saya pun bahkan akan sangat bersyukur jika memiliki gaji meskipun belum setara UMP. Lebih baik gaji kecil daripada menjadi penganggur.
Saya pernah ditawari kerja jadi kasir dengan gaji Rp 2,5 juta per bulan. Namun, saya lebih memilih menolak pekerjaan itu dan memilih bekerja sebagai driver ojek online sambil menunggu panggilan kerja.
Data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) BPS, penciptaan lapangan kerja formal mengalami penurunan signifikan, dari 15,6 juta tenaga kerja formal yang tercipta selama periode 2009–2014, menjadi hanya 2 juta pada periode 2019–2024. Gen Z menghadapi tingkat persaingan yg "Lebih-Ketat" dikarenakan penurnan lapangan kerja yang tersedia. Ujung2nya, mereka terhimpit. Dengan demikian, saat mencari kerja, generasi Z yang lahir antara 1997 dan 2012, kemungkinan akan mengalami persaingan lebih ketat ketimbang pendahulunya, generasi Y (1981–1996) atau milenial.
Peluang lulusan perguruan tinggi untuk langsung mendapat pekerjaan hingga setahun setelah kelulusan menurun dibandingkan beberapa tahun lalu. Penurunan ini tidak hanya berlaku di jenjang pendidikan tinggi. Secara keseluruhan, pada 2022, jumlah lulusan dari semua jenjang pendidikan selama periode September 2021 hingga Agustus 2022 mencapai 7,1 juta orang. Akan tetapi, hanya 967.806 orang atau sekitar 13,6 persen di antaranya yang diterima bekerja di sektor formal, yang terdiri dari lulusan perguruan tinggi 525.481 (54,3 persen), SMA/sederajat 413.142 (42,7 persen), dan SD/SMP 29.183 (3 persen).
Di kelompok perguruan tinggi, jurusan kependidikan dan keguruan adalah jurusan yang paling banyak mengantarkan lulusannya menjadi pegawai, yakni 65 persen (tahun 2022) dan 72,5 persen (2017). Namun harus kuat-mental, karir di bidang pendidikan harus tabah menerima gaji rapelan atau bahkan ditunda pembayarannya.
sumber:
Mana Keberanianmu?
Susah Cari Kerja?
Dianggap Sebelah Mata?
Makin Terimpit?
Cepat Dapat Kerja?
Data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) BPS Agustus 2022:
Persentase lulusan perguruan tinggi yang langsung bekerja di sektor formal turun menjadi 47,2 persen (dari total lulusan) dibandingkan dengan 55,5 persen pada tahun 2017. Pada 2022, dari 7,1 juta lulusan,hanya 967.806 orang atau sekitar 13,6 persen di antaranya yang diterima bekerja di sektor formal, yang terdiri dari lulusan perguruan tinggi 525.481 (54,3 persen), SMA/sederajat 413.142 (42,7 persen), dan SD/SMP 29.183 (3 persen). Gen Z pencari kerja ini menyumbang angkatan kerja Indonesia yang memang masih didominasi oleh lulusan sekolah menengah pertama ke bawah, yakni 55,4 persen pada tahun 2022. Artinya, ada 79,6 juta orang berpendidikan paling tinggi SMP dari total angkatan kerja 143,7 juta orang.
Gen Z:
Saya paham banyak yang bilang generasi Z itu susah diatur, baperan (bawa perasaan, mudah tersinggung), dan gampang memutuskan untuk resign jika pekerjaan yang dilakukan kurang sesuai. Tapi, tidak semua generasi Z seperti itu. Saya pun bahkan akan sangat bersyukur jika memiliki gaji meskipun belum setara UMP. Lebih baik gaji kecil daripada menjadi penganggur.
Saya pernah ditawari kerja jadi kasir dengan gaji Rp 2,5 juta per bulan. Namun, saya lebih memilih menolak pekerjaan itu dan memilih bekerja sebagai driver ojek online sambil menunggu panggilan kerja.
Data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) BPS, penciptaan lapangan kerja formal mengalami penurunan signifikan, dari 15,6 juta tenaga kerja formal yang tercipta selama periode 2009–2014, menjadi hanya 2 juta pada periode 2019–2024. Gen Z menghadapi tingkat persaingan yg "Lebih-Ketat" dikarenakan penurnan lapangan kerja yang tersedia. Ujung2nya, mereka terhimpit. Dengan demikian, saat mencari kerja, generasi Z yang lahir antara 1997 dan 2012, kemungkinan akan mengalami persaingan lebih ketat ketimbang pendahulunya, generasi Y (1981–1996) atau milenial.
Peluang lulusan perguruan tinggi untuk langsung mendapat pekerjaan hingga setahun setelah kelulusan menurun dibandingkan beberapa tahun lalu. Penurunan ini tidak hanya berlaku di jenjang pendidikan tinggi. Secara keseluruhan, pada 2022, jumlah lulusan dari semua jenjang pendidikan selama periode September 2021 hingga Agustus 2022 mencapai 7,1 juta orang. Akan tetapi, hanya 967.806 orang atau sekitar 13,6 persen di antaranya yang diterima bekerja di sektor formal, yang terdiri dari lulusan perguruan tinggi 525.481 (54,3 persen), SMA/sederajat 413.142 (42,7 persen), dan SD/SMP 29.183 (3 persen).
Di kelompok perguruan tinggi, jurusan kependidikan dan keguruan adalah jurusan yang paling banyak mengantarkan lulusannya menjadi pegawai, yakni 65 persen (tahun 2022) dan 72,5 persen (2017). Namun harus kuat-mental, karir di bidang pendidikan harus tabah menerima gaji rapelan atau bahkan ditunda pembayarannya.
sumber:
Mana Keberanianmu?
Susah Cari Kerja?
Dianggap Sebelah Mata?
Makin Terimpit?
Cepat Dapat Kerja?
0 comments :
Post a Comment