September 2024

15 September 2024

Klarifikasi dan Protes Pada BPJS Ketenagakerjaan oleh Netizen


 

kla
Protes Netizen

Dalam beberapa waktu terakhir, BPJS Ketenagakerjaan menjadi sorotan publik di Indonesia. Kecurigaan dan ketidakpuasan netizen terhadap lembaga ini telah memunculkan berbagai protes dan klarifikasi. Artikel ini akan mengulas beberapa isu utama yang menjadi perhatian, serta bagaimana BPJS Ketenagakerjaan merespons berbagai kritik yang ada.
 
1. Kasus Peretasan Data
Salah satu isu terbesar yang mencuat adalah kasus peretasan data BPJS Ketenagakerjaan. Data pribadi peserta dikabarkan telah dijual oleh peretas di pasar gelap. Berita ini pertama kali muncul di [Medcom], mengundang kemarahan dan kekhawatiran publik. Netizen menilai BPJS Ketenagakerjaan kurang sigap dalam mengamankan data, dan hal ini menimbulkan tuntutan untuk peningkatan keamanan siber.

2. Respon Kementerian Kominfo
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah menyatakan ketidakberdayaannya dalam menghadapi ancaman cyber yang terus berkembang. Dalam artikel dari [RMOL], dinyatakan bahwa meski Kominfo berusaha keras, ancaman cyber tetap menjadi tantangan besar bagi seluruh sektor, termasuk BPJS Ketenagakerjaan.

3. Kecurigaan Terhadap Penggunaan Anggaran
Ada juga kekhawatiran terkait penggunaan anggaran oleh BPJS Ketenagakerjaan. Beberapa laporan mengungkapkan bahwa terdapat anggaran fantastis yang dialokasikan untuk kegiatan golf, seperti yang dilaporkan di [CNN] dan [Pikiran Rakyat]. Netizen mengecam penggunaan anggaran tersebut, menilai bahwa alokasi dana untuk fasilitas golf sangat tidak sesuai dengan kebutuhan mendasar peserta BPJS.

4. Masalah Administrasi dan Registrasi
Selain isu-isu di atas, netizen juga mengeluhkan berbagai masalah administrasi dan registrasi di BPJS Ketenagakerjaan. Banyak yang melaporkan bahwa mereka mengalami kesulitan dalam proses pendaftaran dan klaim. Misalnya, [Grid]) mengulas mengenai masalah karyawan yang tidak terdaftar.

5. Reaksi Terhadap Kebijakan Terbaru
Beberapa kebijakan terbaru BPJS Ketenagakerjaan juga menuai kritik. Misalnya, perubahan aturan terkait JHT (Jaminan Hari Tua) yang diduga membatasi hak komentar di media sosial, seperti yang dilaporkan di [CNN Indonesia]. Protes ini mencerminkan ketidakpuasan netizen terhadap kebijakan yang dianggap tidak transparan.
 
6. Klarifikasi dari BPJS Ketenagakerjaan
Dalam menghadapi berbagai kritik, BPJS Ketenagakerjaan berusaha memberikan klarifikasi dan perbaikan. Pihak BPJS berjanji akan meningkatkan keamanan data dan transparansi penggunaan anggaran. Mereka juga menyatakan komitmen untuk memperbaiki proses administrasi dan mempercepat pelayanan klaim. Hal ini diharapkan dapat mengembalikan kepercayaan publik terhadap lembaga tersebut.

7. Protes Terhadap Kebijakan Lain

Selain itu, terdapat pula protes terhadap kebijakan-kebijakan lain yang dinilai tidak sesuai dengan harapan masyarakat. Misalnya, netizen mengkritik kebijakan mengenai iuran dan klaim yang dianggap tidak adil. Kritik ini tercermin dalam berbagai berita seperti [Star Grid] yang membahas bagaimana kebijakan tersebut mempengaruhi peserta.

Kesimpulan: Isu-isu terkait BPJS Ketenagakerjaan, mulai dari peretasan data hingga masalah administrasi dan penggunaan anggaran, telah menyebabkan reaksi negatif dari netizen. Meski BPJS Ketenagakerjaan berusaha melakukan perbaikan dan klarifikasi, tantangan besar masih tetap ada. Publik berharap agar lembaga ini dapat mengatasi masalah-masalah tersebut dengan serius dan transparan, guna menjaga kepercayaan dan memastikan pelayanan yang lebih baik di masa depan.

14 September 2024

Belanja Online Harbolnas 9.9, Promo dan Gratis Ongkir Menggoda


 

bel
Harbolnas 9.9

Di era digital, belanja online telah menjadi gaya hidup bagi banyak orang, terutama di Indonesia. Dengan kemudahan akses dan beragam penawaran menarik, konsumen semakin tertarik untuk berbelanja dari kenyamanan rumah mereka. Salah satu perayaan yang paling ditunggu-tunggu setiap tahunnya adalah Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas), terutama edisi Harbolnas 9.9. Ajang ini tak hanya menawarkan diskon besar-besaran, tetapi juga menyuguhkan berbagai promo menarik seperti kupon diskon dan gratis ongkir, yang menjadikannya kesempatan emas bagi konsumen untuk berbelanja dengan hemat.
 
Paylater: Tren Belanja Praktis dan Terjangkau
Selain diskon dan promosi, metode pembayaran juga menjadi faktor penting yang memengaruhi pengalaman belanja online. Salah satu metode pembayaran yang tengah naik daun adalah Paylater, di mana konsumen dapat membeli barang sekarang dan membayarnya nanti. Dalam Laporan Perilaku Pengguna Paylater Indonesia 2024 oleh Kredivo dan Katadata Insight Center, terungkap bahwa Paylater kini menjadi pilihan yang populer di kalangan konsumen Indonesia.

Dominasi Demografi Pengguna Paylater
Menurut laporan tersebut, pria dan konsumen yang sudah menikah mendominasi pengguna Paylater. Pria menyumbang 56,5% dari pengguna Paylater pada tahun 2024, sedangkan pasangan yang sudah menikah menyumbang 55,2% dari total jumlah transaksi. Hal ini menunjukkan bahwa Paylater banyak digunakan oleh konsumen dewasa yang mungkin sudah memiliki pengeluaran lebih besar atau kebutuhan finansial yang lebih kompleks.

Rata-Rata Nilai Transaksi
Meskipun rata-rata nilai transaksi pria lebih tinggi dibandingkan wanita—pria di kisaran Rp350-400 ribu dan wanita Rp300-350 ribu—keduanya menunjukkan tren peningkatan penggunaan Paylater dalam tiga tahun terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa metode pembayaran ini tidak hanya memfasilitasi belanja kebutuhan sehari-hari, tetapi juga pembelian barang-barang bernilai lebih tinggi.
 
Inklusivitas Paylater
Salah satu alasan popularitas Paylater adalah karena ketersediaannya di berbagai merchant, mulai dari produk F&B, groceries, hingga elektronik dan travel. Dengan adanya opsi Paylater di berbagai platform ini, konsumen dapat berbelanja lebih fleksibel dan terjangkau tanpa harus membayar penuh di muka.

Harbolnas 9.9: Momentum Belanja Online yang Ditunggu-Tunggu
Harbolnas 9.9 merupakan salah satu perayaan belanja online terbesar di Indonesia. Acara ini terinspirasi dari kesuksesan Harbolnas 12.12, yang pertama kali dicetuskan pada tahun 2012 oleh perusahaan-perusahaan e-commerce. Semangat konsumen untuk mendapatkan penawaran terbaik memotivasi penyelenggara untuk memperluas perayaan ini, yang kini hadir beberapa kali dalam setahun, termasuk pada tanggal 9 September (9.9).

Promo Menarik di Harbolnas 9.9
Setiap tahunnya, Harbolnas 9.9 selalu menyajikan diskon besar-besaran dari berbagai platform e-commerce, seperti Lazada, Shopee, dan Tokopedia. Misalnya, pada Lazada 9.9 Mega Brands Sale, konsumen dapat menikmati diskon hingga 90% serta voucher bonus yang bisa mencapai Rp990.000. Penawaran ini merupakan kesempatan bagi konsumen untuk membeli barang-barang yang telah lama mereka incar dengan harga yang jauh lebih terjangkau.

Gamification sebagai Daya Tarik
Untuk menambah keseruan belanja online, Lazada juga memperkenalkan strategi gamification melalui permainan memecahkan telur emas. Konsumen yang mengikuti permainan ini dapat memenangkan berbagai hadiah, termasuk kebutuhan pokok seperti gula, beras, dan minyak goreng. Selain itu, grand prize berupa mobil listrik Wuling Air EV menjadi daya tarik utama yang berhasil meningkatkan durasi permainan di platform tersebut.

Faktor Utama dalam Pengambilan Keputusan Belanja Online 
Menurut data We Are Social, ada dua faktor utama yang paling memengaruhi keputusan konsumen untuk berbelanja online, yakni promo kupon dan diskon (52,3%) serta gratis ongkos kirim (47,7%). Faktor-faktor ini memainkan peran penting dalam menentukan di mana dan kapan konsumen melakukan pembelian.
 
Promo Kupon dan Diskon
Dalam belanja online, promo kupon dan diskon sering kali menjadi magnet bagi konsumen. Banyak platform e-commerce yang menawarkan berbagai jenis promo, mulai dari diskon langsung hingga cashback yang bisa digunakan untuk transaksi berikutnya. Selama Harbolnas 9.9, promo-promo ini semakin gencar diberikan untuk menarik lebih banyak pembeli. Konsumen yang cerdas biasanya akan memanfaatkan kesempatan ini untuk mendapatkan barang dengan harga lebih murah dibandingkan hari-hari biasa.

Gratis Ongkir sebagai Daya Tarik Utama
Selain promo kupon, gratis ongkir juga menjadi daya tarik utama bagi konsumen. Banyak pembeli yang cenderung menunda atau bahkan membatalkan transaksi jika ongkos kirim dianggap terlalu mahal. Oleh karena itu, platform e-commerce berlomba-lomba menawarkan gratis ongkir sebagai bagian dari strategi mereka untuk meningkatkan penjualan. Selama Harbolnas 9.9, penawaran gratis ongkir ini hampir selalu hadir di setiap transaksi, memungkinkan konsumen berbelanja tanpa harus khawatir tentang biaya pengiriman.

Peran Platform E-commerce dalam Menghadirkan Promo Menarik
Platform e-commerce besar seperti Lazada, Shopee, dan Bukalapak terus berinovasi untuk menarik perhatian konsumen dengan menawarkan berbagai promo kupon, diskon besar, serta gratis ongkir. Lazada, misalnya, memberikan berbagai voucher bonus yang dapat digunakan untuk berbelanja berbagai produk eksklusif di platformnya. Selain itu, strategi seperti flash sale dan penawaran serba Rp9.000 juga menjadi andalan untuk memicu urgensi konsumen dalam berbelanja.
Keuntungan Konsumen:

Dengan memanfaatkan promo dan diskon yang ditawarkan selama Harbolnas 9.9, konsumen dapat berbelanja barang-barang berkualitas dengan harga yang jauh lebih rendah. Namun, penting bagi konsumen untuk bijak dalam berbelanja. Jangan tergiur hanya karena ada diskon besar, melainkan pastikan bahwa barang yang dibeli benar-benar diperlukan dan sesuai dengan budget yang dimiliki.
 
Harbolnas 9.9, Kesempatan Emas Belanja Online
Harbolnas 9.9 adalah momen yang ditunggu-tunggu oleh para konsumen di Indonesia untuk mendapatkan penawaran terbaik dalam belanja online. Dengan adanya promo kupon, diskon besar-besaran, dan gratis ongkir, konsumen memiliki kesempatan emas untuk berbelanja dengan lebih hemat.

Namun, di balik segala kemeriahan promo, konsumen juga perlu tetap cerdas dalam berbelanja. Manfaatkan promo yang ada secara bijak, pilih barang-barang yang benar-benar diperlukan, dan jangan lupa untuk selalu memperhatikan kualitas produk. Dengan perencanaan yang tepat, Harbolnas 9.9 bisa menjadi momen yang tak hanya menguntungkan, tetapi juga menyenangkan bagi para pembeli.
 
Harbolnas 9.9 adalah momentum besar yang tidak boleh dilewatkan oleh siapa pun yang ingin berbelanja cerdas di era digital ini.

sumber berita:

13 September 2024

Catatan Pemilu 2014, 2019, dan 2024: Quick Count, Rekapitulasi Suara, dan Peran KPU


 

pem
Rekapitulasi Suara

Pemilihan umum (Pemilu) adalah momen krusial bagi perkembangan demokrasi di Indonesia. Setiap lima tahun, rakyat Indonesia memberikan suaranya untuk memilih wakil rakyat dan presiden. Tiga Pemilu terakhir, yakni Pemilu 2014, 2019, dan 2024, menghadirkan dinamika yang menarik, terutama terkait quick count dan rekapitulasi suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Artikel ini akan mengulas perkembangan sistem pemilu di Indonesia, dengan fokus pada penggunaan quick count, hasil rekapitulasi suara, dan peran KPU dari tahun 2014 hingga 2024.

Pemilu 2014: Tonggak Awal Quick Count Modern
Pemilu 2014 menandai era baru dalam pelaksanaan pemilu di Indonesia, dengan semakin berkembangnya teknologi pemantauan suara, termasuk quick count. Di Pemilu Presiden (Pilpres) 2014, quick count menjadi perhatian utama karena hasil sementara yang dirilis oleh 11 lembaga survei menunjukkan hasil yang cukup konsisten, dengan beberapa perbedaan kecil di antara lembaga tersebut. KPU sebagai otoritas tertinggi tetap harus menunggu proses rekapitulasi suara resmi sebelum mengumumkan hasil final Pilpres 2014. Namun, perdebatan muncul ketika calon presiden Prabowo Subianto menolak hasil pemilu, mengklaim adanya ketidakberesan dalam proses rekapitulasi dan pelaksanaan pemilu.

Secara umum, quick count pada Pemilu 2014 berfungsi sebagai alat penting untuk memberikan gambaran cepat mengenai hasil pemungutan suara, meskipun hasil akhirnya tetap bergantung pada rekapitulasi resmi KPU. Rekapitulasi suara Pilpres di 33 provinsi menunjukkan perolehan suara yang signifikan bagi Joko Widodo-Jusuf Kalla, yang akhirnya dinyatakan sebagai pemenang.

Pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2014, KPU mencatat partisipasi pemilih yang cukup tinggi, mencapai 75,11 persen. Hal ini menunjukkan peningkatan kesadaran politik di kalangan masyarakat, khususnya pemilih muda. Di sisi lain, ada tantangan seperti dugaan politik uang yang dinilai lebih vulgar dibandingkan dengan pemilu sebelumnya. Namun, antusiasme pemilih tetap terlihat tinggi, mencerminkan semangat demokrasi yang tumbuh di tengah masyarakat Indonesia.

Pemilu 2019: Teknologi yang Lebih Matang dan Tantangan Baru
Pada Pemilu 2019, peran teknologi semakin menonjol dalam pelaksanaan pemilu, termasuk penggunaan quick count dan rekapitulasi suara oleh KPU. Pemilu ini menghasilkan perdebatan panjang, terutama terkait hasil Pilpres yang mempertemukan kembali Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Quick count kembali memainkan peran penting dalam memberikan prediksi awal hasil Pilpres, dengan sembilan lembaga survei besar yang merilis hasil perhitungan cepat. Mayoritas hasil quick count menunjukkan keunggulan Joko Widodo-Ma'ruf Amin dengan 55,50 persen suara, sementara Prabowo-Sandiaga Uno mendapatkan 44,50 persen.

Meskipun quick count memberikan gambaran awal, KPU tetap melakukan rekapitulasi resmi suara secara berjenjang, dari tingkat Tempat Pemungutan Suara (TPS) hingga ke tingkat nasional. Hasil resmi KPU akhirnya menunjukkan selisih 16,9 juta suara antara Jokowi dan Prabowo, yang memicu gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Dalam kasus ini, peran KPU sangat penting sebagai penyelenggara pemilu yang transparan dan akuntabel. Rekapitulasi suara yang dilakukan oleh KPU mencerminkan kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap proses pemilu, meskipun ada beberapa tantangan, seperti dugaan politik uang dan manipulasi suara di beberapa daerah.

Pada Pemilu Legislatif 2019, partisipasi pemilih bahkan lebih tinggi, mencapai 81 persen. Ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam kesadaran politik masyarakat Indonesia. Selain itu, hasil rekapitulasi KPU untuk Pemilu Legislatif menunjukkan pergeseran kekuatan partai politik, dengan partai-partai seperti NasDem melonjak tajam, sementara partai Hanura mengalami penurunan signifikan. Dalam konteks ini, peran quick count juga tidak bisa diabaikan, karena memberikan prediksi cepat tentang perolehan suara partai politik.
 
Pemilu 2024: Era Digital dan Transparansi
Pemilu 2024 diprediksi menjadi pemilu paling kompleks dan berteknologi tinggi dalam sejarah Indonesia. KPU telah memperkenalkan berbagai inovasi, seperti penggunaan aplikasi digital untuk pemantauan suara dan rekapitulasi hasil pemilu. Selain itu, quick count kembali menjadi sorotan dengan hasil sementara yang terus dipantau oleh masyarakat sejak pukul 15.00 WIB pada hari pemungutan suara.

Sejumlah lembaga survei melaporkan hasil quick count Pilpres 2024 dengan dominasi Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di berbagai provinsi. Media asing bahkan menyoroti hasil pemilu ini, dengan laporan tentang keunggulan telak Prabowo-Gibran di beberapa daerah. Meski demikian, KPU tetap melakukan proses rekapitulasi suara secara berjenjang sebelum mengumumkan hasil resmi. Hingga data 78,10 persen suara masuk, Prabowo-Gibran unggul dengan 58,82 persen, disusul Anies Baswedan dengan 24,49 persen, dan Ganjar Pranowo di posisi ketiga dengan 16,68 persen.

Pemilu 2024 juga tidak lepas dari isu-isu yang kerap muncul pada setiap pemilu, seperti hoaks terkait hasil pemilu di luar negeri dan manipulasi suara di tingkat kecamatan. Namun, KPU terus berupaya untuk meningkatkan transparansi dengan membuka akses real-time rekapitulasi suara melalui situs resmi. Partisipasi pemilih juga diperkirakan meningkat, dengan Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri yang mulai mencoblos lebih awal di 128 negara.
 
Kesimpulan: Peran Penting KPU dan Quick Count dalam Pemilu
Dari Pemilu 2014 hingga 2024, quick count telah menjadi alat yang diandalkan oleh masyarakat untuk mendapatkan gambaran cepat hasil pemilu. Namun, hasil final tetap bergantung pada rekapitulasi suara resmi yang dilakukan oleh KPU. KPU sendiri telah menunjukkan peningkatan signifikan dalam teknologi pemilu dan transparansi, yang berkontribusi terhadap stabilitas politik dan kepercayaan masyarakat terhadap proses demokrasi.

Ke depan, tantangan yang dihadapi KPU termasuk memastikan integritas proses pemilu di era digital, mengatasi hoaks, dan menjaga partisipasi pemilih yang tinggi. Dengan terus memperbarui teknologi dan prosedur, KPU diharapkan mampu mengawal pemilu yang lebih transparan, akuntabel, dan demokratis untuk masa depan Indonesia.

Timnas Indonesia Kini


 

tim
Timnas Indonesia

Timnas Indonesia kini berada dalam tekanan besar menjelang dua pertandingan penting melawan Bahrain dan China di Kualifikasi Piala Dunia 2026 ronde ketiga zona Asia. Skuad Garuda yang dipimpin oleh pelatih Shin Tae-yong harus menghadapi tantangan berat untuk bisa melaju ke babak selanjutnya. Meskipun hanya berhasil meraih 2 poin dari dua pertandingan sebelumnya, semangat juang para pemain tetap tinggi untuk memberikan yang terbaik di laga-laga mendatang.

Sebelumnya, Timnas Indonesia sudah berhasil menahan imbang Arab Saudi dan Australia dalam dua laga perdana. Meskipun tanpa kehadiran Jordi Amat yang sedang absen karena cedera, para pemain mampu menunjukkan performa yang memuaskan di lapangan. Namun, dengan kembalinya Jordi Amat ke skuat, diharapkan bisa memberikan tambahan kekuatan dan pengalaman untuk Timnas Indonesia dalam menghadapi lawan-lawan tangguh.

Jordi Amat sendiri memberikan pesan kepada rekan-rekannya untuk tetap fokus dan tidak berpuas diri dengan hasil sebelumnya. Dia menegaskan bahwa laga-laga ke depan sangat penting dan membutuhkan perjuangan ekstra dari setiap pemain. Dengan motivasi yang digelorakan oleh Jordi Amat, para pemain Timnas Indonesia siap untuk menghadapi dua pertandingan berat berikutnya.

Pelatih Shin Tae-yong pun sangat bersyukur atas kabar baik yang diterima dari Jordi Amat. Kembalinya bek veteran tersebut akan menjadi tambahan yang sangat berharga bagi tim. Dengan kehadiran Jordi Amat, diharapkan pertahanan Timnas Indonesia akan semakin solid dan sulit ditembus lawan-lawan. Shin Tae-yong sendiri optimis bahwa Timnas Indonesia mampu menunjukkan performa terbaiknya di laga menghadapi Bahrain dan China.

Kedua pertandingan melawan Bahrain dan China dijadwalkan akan berlangsung pada 10 Oktober 2024 dan 15 Oktober 2024. Timnas Indonesia akan bertandang ke markas lawan dalam upaya meraih hasil positif. Meskipun dihadapkan dengan lawan yang tangguh, Skuad Garuda yakin bisa memberikan perlawanan sengit dan mampu meraih kemenangan.

Dengan posisi keempat di klasemen Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Timnas Indonesia harus terus meningkatkan performa agar dapat bersaing dengan tim-tim lainnya. Setiap poin sangat berharga dan tidak boleh disia-siakan. Shin Tae-yong sebagai pelatih pun telah menyiapkan strategi dan taktik yang tepat untuk menghadapi Bahrain dan China.

Para pemain Timnas Indonesia pun sangat termotivasi untuk memberikan yang terbaik di laga-laga tersebut. Mereka sadar betul bahwa kemenangan akan menjadi kunci untuk melangkah ke babak selanjutnya. Semangat juang dan tekad yang tinggi menjadi modal utama bagi Skuad Garuda dalam menghadapi dua pertandingan berat di Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Dengan dukungan penuh dari para suporter di Tanah Air, Timnas Indonesia siap untuk memberikan kejutan di laga-laga ke depan. Dengan komitmen dan kerja keras, Skuad Garuda yakin bisa meraih hasil positif dan membuat bangga seluruh rakyat Indonesia. Kemenangan bukan lagi sekadar impian, namun menjadi target yang harus diraih oleh Timnas Indonesia.

Dengan demikian, Timnas Indonesia dalam persiapan yang matang dan fokus untuk menghadapi Bahrain dan China dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Semua pemain siap memberikan yang terbaik dan berjuang sampai akhir demi meraih kemenangan. Dukungan dan doa dari seluruh masyarakat Indonesia menjadi energi tambahan bagi Skuad Garuda dalam menghadapi dua pertandingan penting tersebut. Semoga Timnas Indonesia dapat meraih hasil yang memuaskan dan melangkah ke babak selanjutnya dengan sukses.
 
sumber berita:

08 September 2024

Apa Kata WHO: Upaya Kemanusiaan di Sudan


 

Upaya Kemanusian Di Sudan

Dalam sebuah cerita yang menguras emosi, kepedulian, dan harapan, Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), berbicara dengan nada keprihatinan yang dalam saat mengungkapkan situasi krisis kemanusiaan yang melanda Sudan. Lebih dari 20.000 jiwa telah meregang nyawa dalam konflik antara militer Sudan dan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF), sementara jutaan lainnya terpaksa meninggalkan rumah dan mencari tempat perlindungan di dalam negeri maupun di negara-negara tetangga. Angka-angka ini bukan hanya sekadar statistik dingin, melainkan representasi dramatis dari kesengsaraan yang nyata yang dirasakan oleh penduduk Sudan.

Tedros, dalam konferensi pers yang dilaksanakan di Port Sudan, menyoroti bahwa hampir setengah dari 25 juta penduduk Sudan berada dalam kebutuhan mendesak akan bantuan, sedangkan sektor kesehatan negara tersebut telah hampir lumpuh. Dalam panggilan emosionalnya, ia mengecam tindakan tidak memadai yang diambil dalam menanggapi krisis ini. "Skala darurat ini mengejutkan," ujarnya, mencerminkan ketidakberdayaan dalam menghadapi kehancuran yang meluas.

Dengan tekad yang teguh, Tedros mendorong dunia untuk bersatu dan memberikan bantuan kepada Sudan agar dapat keluar dari keterpurukan yang meradang saat ini. Ia menggarisbawahi urgensi dari situasi ini, bahwa Sudan membutuhkan sorotan penuh dunia untuk dapat memulihkan diri dari mimpi buruk yang melanda. Kepedulian akan keselamatan warga Sudan menjadi prioritas utama dalam panggilan WHO.

Pengungsi yang mencapai angka lebih dari sepuluh juta orang menyoroti skala masalah yang memprihatinkan di Sudan. Negara ini menjadi tuan rumah bagi jumlah pengungsi terbesar di dunia, sebuah fakta yang menunjukkan betapa mendesaknya tanggapan global terhadap tragedi ini. Tedros menekankan pentingnya sumber daya tambahan untuk memastikan kebutuhan dasar dari jutaan orang ini terpenuhi dengan baik.

Namun, tidak hanya masalah pengungsi yang menjadi perhatian WHO. Tedros dengan tegas meminta gencatan senjata, langkah yang dianggapnya mutlak diperlukan untuk mencapai solusi politik berkelanjutan. Perlindungan yang lebih baik terhadap fasilitas kesehatan dan akses yang aman untuk pasokan bantuan menjadi tuntutan mendesak demi memperluas program vaksinasi yang krusial, terutama dalam situasi konflik seperti yang tengah melanda Sudan. "Mengamankan fasilitas kesehatan adalah langkah awal yang penting untuk menyelamatkan jutaan nyawa, terutama yang paling rentan seperti anak-anak dan perempuan," ungkapnya dengan penuh kekhawatiran.

Tidak hanya sebagai kepala WHO, Tedros juga menyuarakan hati nurani kita sebagai manusia. Ia mengingatkan bahwa di balik setiap angka statistik adalah individu-individu yang merasakan penderitaan dan keputusasaan. Saat ini, Sudan membutuhkan lebih dari sekadar bantuan materi, tetapi juga empati, kebijaksanaan, dan tindakan kolektif dari seluruh dunia.

Dalam dunia yang sering kali terbagi oleh kepentingan-kepentingan nasional, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengingatkan kita bahwa pada intinya, kita semua bagian dari satu keluarga besar, satu umat manusia. Dan sebagai keluarga, tugas kita adalah mendukung dan melindungi satu sama lain, terlepas dari batas-batas fisik atau politik yang mungkin memisahkan kita.

"Bangunlah, dunia," seru Tedros dengan penuh keberanian. Suara WHO ini menggema harapan bagi Sudan dan bagi kita semua, bahwa dengan solidaritas dan tindakan bersama, kita mampu mengubah mimpi buruk menjadi kenyataan yang lebih baik bagi semua.

 
sumber bacaan:

06 September 2024

Anak Kampung Pengen Seperti Taufik!


 

Pengen Seperti Taufik

Di sebuah desa kecil yang terletak di tengah hamparan sawah hijau, hiduplah seorang anak bernama Rudi. Rudi adalah seorang penggemar bulu tangkis sejati. Sejak kecil, ia terpikat oleh keindahan permainan ini, terutama setelah mendengar cerita tentang Taufik Hidayat, legenda bulu tangkis Indonesia yang tak tertandingi. Kegigihan dan semangat Taufik di lapangan telah membuat Rudi bermimpi untuk mengikuti jejaknya, menjadi juara dan bangga dengan namanya sendiri.

Setiap sore, Rudi berlatih di lapangan bulu tangkis sederhana yang terbuat dari tanah. Ia menggunakan raket tua warisan kakeknya dan bola bulu yang sudah sedikit usang. Meskipun fasilitas yang ada sangat terbatas, semangat Rudi tidak pernah pudar. Ia berlatih dengan tekun, membayangkan dirinya berdiri di podium Olimpiade, meraih medali emas seperti Taufik Hidayat.

“Rudi, mau kemana?” tanya Ibu Rudi sambil mengaduk sayur di dapur.

“Mau latihan, Bu! Aku pengen jadi seperti Taufik!” jawab Rudi dengan antusias.

Ibu Rudi hanya tersenyum. Ia tahu bahwa mimpi Rudi besar, dan ia mendukung sepenuh hati. Meski hidup sederhana, ia selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk putranya.

Suatu hari, Rudi mendengar kabar bahwa Taufik Hidayat akan menjadi mentor bagi para pemain bulu tangkis Indonesia menjelang Olimpiade Paris 2024. Hatinya berdebar, berharap bisa bertemu idolanya itu. Rudi bertekad untuk berusaha lebih keras lagi, berharap suatu saat dapat mengikuti jejak Taufik.

Berbulan-bulan berlalu, Rudi terus berlatih. Ia bahkan rela berlari ke pusat pelatihan bulu tangkis terdekat guna mencari bimbingan lebih lanjut. Meskipun sering kali merasa lelah, ia tidak pernah menyerah. Setiap kali kelelahan melanda, wajah Taufik, penuh semangat, terbayang di pikirannya. Ia teringat bagaimana Taufik mengatasi tantangan di lapangan, termasuk rivalitasnya dengan Lee Chong Wei, yang meski kalah dalam pertemuan, tetap meraih medali emas di Olimpiade.

Suatu sore, saat Rudi berlatih, tiba-tiba seseorang mendekatinya. Ternyata, itu adalah pelatih bulu tangkis yang sering mengawasi Rudi selama berlatih. "Rudi, aku melihat semangatmu. Jika kamu mau, aku bisa membantumu untuk mengembangkan bakatmu," tawar pelatih tersebut.

Rudi merasa bagaikan mimpi yang jadi kenyataan. Dengan bimbingan pelatih, ia mulai merasakan kemajuan dalam permainannya. Setiap latihan semakin menantang, dan Rudi merasa semangat Taufik mengalir dalam dirinya.

Namun, tekanan untuk berprestasi tidak dapat dihindari. Rudi sering kali merasa cemas dan gugup saat mengikuti kompetisi. Dia teringat pesan Taufik yang pernah ia dengar: "Mental dan kekuatan psikologis adalah kunci. Jangan mudah sakit hati dengan kritik, jadikan itu sebagai motivasi."

Dengan tekad yang kuat, Rudi belajar untuk mengatasi kritik. Ia mulai menganggap setiap masukan sebagai alat untuk berkembang. Ia ingat bahwa meski Taufik memiliki pencapaian luar biasa, ia pun pernah mengalami kegagalan dan tantangan. Dengan cara itu, Rudi bisa lebih fokus dan percaya diri setiap kali berhadapan dengan lawan.

Suatu hari, setelah berbulan-bulan latihan, Rudi mendapatkan kesempatan untuk mengikuti kejuaraan bulu tangkis di kota terdekat. Kegembiraannya tak terukur. Namun, rasa cemas menyelimuti hatinya. Ketika tiba saatnya bertanding, Rudi berusaha mengingati semua pelajarannya, mulai dari teknik hingga mental juara yang selalu diajarkan oleh pelatihnya.

Pertandingan berlangsung sengit. Rudi berlaga melawan pemain yang lebih berpengalaman. Di tengah kelelahan, Rudi teringat pada Taufik yang pernah mengalahkan banyak lawannya dengan semangat yang tak padam. Dengan segenap tenaga, Rudi berjuang habis-habisan. Ia menggandeng semangat Taufik untuk tidak menyerah.

Ketika pertandingan mencapai akhir, Rudi berhasil meraih kemenangan. Sorak-sorai penonton menggema di telinganya. Ia tidak hanya memberikan yang terbaik untuk dirinya, tetapi juga untuk Ibu dan desanya. Kemenangan itu terasa manis, mengingat semua perjuangan yang telah dilaluinya. Ia memegang trofi dan teringat, ini semua berkat inspirasi dari Taufik Hidayat.

Kemenangan ini membuka lebih banyak peluang bagi Rudi. Ia mulai dikenal di kalangan pencinta bulu tangkis, bahkan di desa-desa sekitarnya. Rudi pun menjadi inspirasi bagi teman-teman sebayanya. “Jika Rudi bisa, kita juga bisa!” seru teman-temannya. Kecintaan Rudi terhadap bulu tangkis menginspirasi banyak anak-anak di desanya untuk berlatih.

Tidak lama setelah itu, Rudi mendapatkan kabar luar biasa. Taufik Hidayat akan mengadakan seminar bulu tangkis di kota besarnya. Rudi tidak ingin melewatkan kesempatan ini. Dengan penuh harapan dan semangat, ia menyiapkan diri untuk bertemu dengan idolanya. Dia ingin memberitahukan Taufik bahwa mimpinya untuk menjadi seperti dia telah dimulai.

Di seminar, Rudi berdiri di barisan depan, matanya terpaku pada Taufik. Ketika kesempatan untuk bertanya terbuka, Rudi memberanikan diri. "Kenapa Bapak tidak pernah menyerah meskipun banyak kritik dan tantangan, terutama dari rival seperti Lee Chong Wei?" tanyanya penuh rasa ingin tahu.

Taufik tersenyum dan menjawab, “Sebagai atlet, kita harus menerima kritik dengan lapang dada. Itu adalah bagian dari perjalanan. Yang terpenting adalah belajar dan tidak pernah berhenti berjuang. Jika kalian memiliki mimpi, kejar terus dan buktikan dengan prestasi, seperti yang kamu lakukan sekarang.”

Rudi merasa harapan dan semangatnya semakin membara. Jawaban Taufik menjadi modal bagi Rudi untuk terus melangkah dalam mimpinya. Setelah seminar, Rudi menghampiri Taufik dan memperkenalkan diri. Taufik bersedia berfoto bersamanya dan memberikan kata-kata penyemangat.
 
sumber berita:

02 September 2024

Kecelakaan Lalu Lintas Indonesia 2019


 

lal
Kecelakaan Lalu Lintas


Indonesia menghadapi tantangan serius dalam bentuk kecelakaan lalu lintas yang merenggut nyawa dan menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan. Artikel ini menganalisis tren kecelakaan lalu lintas di Indonesia, mengidentifikasi faktor-faktor penyebab, dan mengeksplorasi upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini. Analisis ini mengacu pada data resmi dan penelitian ilmiah yang relevan. Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah global yang merugikan jutaan orang setiap tahun. Di Indonesia, masalah ini bahkan lebih serius, dengan angka kecelakaan yang tinggi dan tingkat kematian yang mengkhawatirkan. Artikel ini akan membahas tentang tren kecelakaan lalu lintas di Indonesia, mengidentifikasi faktor-faktor penyebab, dan membahas upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah ini.

Berdasarkan data Polri, terdapat 107.500 peristiwa kecelakaan lalu lintas pada 2019, meningkat dari 103.672 peristiwa pada 2018 lalu. Adapun jumlah pelanggaran lalu lintas selama 2019 juga meningkat dari tahun 2018 yakni 7.456.913 pelanggaran tilang dan 3.620.393 pelanggaran berbuah teguran. Faktor kesalahan manusia menjadi penyebab dominan lakalantas sepanjang tahun 2019.

Kasubdit Laka Direktorat Penegakan Hukum Korlantas Polri Komisaris Besar Agus Suryo Nugroho:
Data pada 2020 menunjukkan jumlah total kecelakaan 101.198 kejadian, dengan 726 kejadian atau 0,71 persen melibatkan penggunaan miras. Kecelakaan karena miras pada 2020 ini menyebabkan 201 orang tewas, 184 orang luka berat, dan 417 lainnya luka ringan.

Beberapa faktor utama penyebab kecelakaan lalu lintas di Indonesia adalah:
  • Faktor Manusia: Kesalahan manusia, seperti mengemudi dalam keadaan mabuk, mengantuk, atau melanggar aturan lalu lintas, merupakan penyebab utama kecelakaan.
  • Faktor Kendaraan: Kondisi kendaraan yang tidak layak jalan, seperti rem blong, lampu rusak, atau ban gundul, juga dapat menyebabkan kecelakaan.
  • Faktor Lingkungan: Kondisi jalan yang buruk, seperti jalan berlubang, jalan sempit, dan minimnya penerangan, dapat meningkatkan risiko kecelakaan.

Pemerintah Indonesia telah melakukan beberapa upaya untuk mengatasi masalah kecelakaan lalu lintas, diantaranya:
  • Peningkatan Infrastruktur Jalan:Meningkatkan kualitas jalan, membangun jalan tol, dan memperbaiki penerangan jalan.
  • Peningkatan Kesadaran Publik:Melalui kampanye edukasi dan sosialisasi, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya keselamatan berkendara.
  • Penerapan Sanksi Hukum:Meningkatkan penegakan hukum terhadap pelanggaran lalu lintas, seperti mengemudi dalam keadaan mabuk, melanggar rambu lalu lintas, dan menerobos lampu merah.
  • Pengembangan Teknologi:Menerapkan teknologi canggih untuk membantu mengurangi kecelakaan, seperti sistem peringatan dini, sistem navigasi, dan kamera CCTV di jalan raya.

Kecelakaan lalu lintas di Indonesia merupakan masalah serius yang membutuhkan perhatian dan upaya yang berkelanjutan. Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor, infrastruktur jalan yang tidak memadai, dan perilaku pengemudi yang tidak bertanggung jawab menjadi faktor utama penyebab meningkatnya angka kecelakaan. Upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah ini telah menunjukkan hasil positif, namun masih banyak yang perlu dilakukan untuk mencapai target penurunan angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia.


bacaan...
kompas
cnnindonesia
auto2000

01 September 2024

Pertemuan Antar Generasi di Dunia Maya


 

per
Pertemuan Dunia Maya


Generasi Z dan milenial (yang lebih muda) menggunakan media sosial adalah sarana utama untuk berkomunikasi, berbagi ide, dan mengekspresikan diri secara bebas. Platform seperti Instagram, TikTok, dan Snapchat memudahkan komunikasi yang cepat dan kaya visual, memungkinkan mereka untuk terhubung dengan teman dan komunitas di seluruh dunia dalam sekejap mata. Sementara yang lebih tua, Generasi X dan baby boomers, lebih akrab dengan metode komunikasi tradisional seperti pertemuan langsung atau panggilan telepon. Namun, banyak dari mereka mulai memanfaatkan media sosial seperti Facebook dan WhatsApp untuk menjaga komunikasi dengan keluarga dan teman, serta untuk mengikuti berita dan peristiwa terkini.

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Rosarita Niken Widiastuti:
Hasil penelitian dari UNESCO menyimpulkan bahwa 4 dari 10 orang Indonesia aktif di media sosial seperti Facebook yang memiliki 3,3 juta pengguna, kemudian WhatsApp dengan jumlah 2,9 juta pengguna dan lain lain.  Hal mana membuat risiko penyebaran konten negatif serta pesan provokasi dan ujaran kebencian yang dapat menimbulkan konflik juga amat besar. Masyarakat menggunakan pola komunikasi 10 to 90 dalam bermedia sosial juga ikut meningkat. Hanya 10 persen masyarakat yang memproduksi informasi, sedangkan 90 persen cenderung mendistribusikannya.

Secara jumlah meningkatnya pengguna media sosial banyak membantu menjebatani komunikasi antar generasi, yang lebih muda dan yang lebih tua, terutama adanya perbedaan dimensi tempat dan waktu diantara mereka. Namun secara alamiah, jumlah provokasi serta kebencian juga ikut meningkat di tengah masyarakat.  Media sosial juga telah merevolusi cara individu berinteraksi dengan merek dan perusahaan, menciptakan ruang untuk komunikasi yang lebih interaktif dan dua arah. Namun, perbedaan dalam adopsi teknologi ini juga menimbulkan tantangan, seperti kesenjangan digital antara generasi dan pandangan yang berbeda mengenai privasi dan keamanan online.

Alexand Lucas, 21 tahun :
generasi Z sering dipandang rendah oleh generasi-generasi lebih tua, terutama dalam menyikapi isu-isu politik, krena dianggap kurang berpengalaman atau “sok tahu”

Studi yang dilakukan Center for Strategic and International Studies (CSIS) pada Agustus 2022 silam menemukan partisipasi pemilih muda pada pemilu 2019 sebesar 91,3%, naik dari 85,9% pada pemilu 2014. Media sosial memungkinkan terjadinya kolaborasi lintas generasi dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pekerjaan, pendidikan, dan kegiatan sosial. Platform ini menyediakan ruang untuk berbagi pengetahuan dan keterampilan, yang dapat meningkatkan sinergi dan inovasi di berbagai bidang. Namun dalam kegiatan sosial/politik, kadang generasi yang lebih tua masih memandang generasi yang lebih muda kurang-berpengalaman.

Jurnal JAMA Psychiatry menemukan bahwa remaja yang menggunakan media sosial lebih dari tiga jam per hari berisiko tinggi terhadap masalah kesehatan mental terutama masalah internalisasi alias citra diri. Menurut laporan 2018 yang dikeluarkan oleh GlobalWebIndex, orang berusia 16–24 tahun menghabiskan rata-rata tiga jam menggunakan media sosial setiap hari.

Hasil penelitian (Pew Research Center) menyebutkan media sosial hampir tidak bisa dipisahkan dari kehidupan remaja. Di satu sisi keberadaan media sosial dapat membantu remaja mengembangkan keterampilan komunikasi, berteman, mengejar bidang minat, dan berbagi pemikiran dan ide. Ironisnya, media sosial memiliki dampak negatif pada remaja (spt bom waktu) yang termasuk mendapatkan risiko penyakit mental. National Institute of Mental Health melaporkan bahwa penggunaan media sosial dapat meningkatkan risiko gangguan mental pada remaja usia 18–25 tahun.

Bacaan ...
kominfo
bbc
halodoc